TELAAH KRITIS
TENTANG MODEL PENDEKATAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Pendahuluan
Setiap pendekatan dalam penelitian merupakan metode
untuk memahami sesuatu, yang dalam ilmu sosial dan humaniora adalah untuk
memahami gejala-gejala sosial, gejala kehidupan kita sendiri ataupun orang
lain. Pendekatan itu juga adalah upaya untuk mencari, menemukan atau memberi
dukungan akan kebenaran yang relatif, yang sebagai suatu model biasanya dikenal
sebagai paradigma. Penelitian melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif
memberikan dua macam paradigma.
Pendekatan kualitatif menekankan akan pentingnya
pemahaman tingkah laku menurut pola berpikir dan bertindak, karena itu
paradigma karena penelitiannya sarat oleh muatan alamiah atau naturalistik.
Pendekatan kuantitatif dilatarbelakangi oleh pandangan positivisme yang
menekankan akan pentingnya mencari fakta dan penyebab dari gejala-gejala sosial
dengan kurang memperhatikan tingkah laku subyektif individu. Positivisme ialah
pandangan filosofis yang dicirikan oleh suatu evaluasi yang positif dari ilmu
dan metoda ilmiah sehingga mempersiapkan suatu rasionalitas baru untuk
melaksanakan atau aplikasi ilmu.
Ilmu dan penelitian ini sangat erat sekali kaitannya,
keduanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, karena ilmu mempunyai
pendekatan yang disebut pendekatan ilmiah. Sedangkan penelitian itu tidak hanya
melakukan deskripsi tentang sesuatu, menerangkan, tentang kondisi dasar berbagai
peristiwa, menyusun teori dengan cara menyusun kaidah hubungan antar peristiwa
atau membuat prediksi-estimasi-proyeksi tentang gejala yang muncul, tetapi juga
melakukan tindakan guna mengendalikan peristiwa tersebut.
Jadi salah satu ciri penting dari ilmu pengetahuan
ialah adanya pendekatan ilmiah sedangkan pendekatan ilmiah akan diperoleh
dengan atau melalui penelitian yang di bangun di atas teori-teori tertentu.
Secara eksplisit pernyataan itu mengemukakan bahwa suatu penelitian harus
terlebih dahulu memiliki teori, jika tidak ada maka penelitian yang dilakukan
tanpa teori dianggap bukanlah sebagai penelitian ilmiah. Memang benar
bahwasannya suatu ilmu atau suatu penelitian biasanya dibangun di atas suatu
teori tertentu yang secara tegas mengarahkan dan menentukan penelitian itu,
tetapi pada sisi lain teori memberikan pembatasan. Bangunan teori tidak selalu
dapat mengakomodasikan seluruh keingitahuan peneliti, malahan cenderung akan
makin banyak hal yang tidak di ketahuinya.
Dalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan, yang pada
hakikatnya ingin memahami manusia seutuhnya, manusia sosial yang
multidimensional yang perlu diperhatikan dan perlu mendapat tempat dalam
kehidupan. Namun dalam perkembangannya ilmu-ilmu sosial tampak selalu mengalami
krisis dan sebagian krisis itu adalah dalam metodologinya, Kritik pada
metodologinya yang mendasar berasal dari luar dan dari ilmu itu sendiri Kritik
yang berasal dari luar masyarakat peneliti, seringkali adalah karena seseorang
atau institusi berkeinginan untuk dapat menggunakan temuan penelitian dalam
mendukung ataupun melegetimasikan minat tertentu yang telah lama menjadi pusat
perhatian dan diyakini keterandalannya. Akibat atau engaruh peneliti
menunjukkan adanya berbagai akibat dari proses ilmiahnya,yaitu dari akibat yang
jarang direncanakan yang cenderung mencampuri upaya situasi peneliti.
Kritik dari dalam lingkungan peneliti dan kelompok
ilmu biasanya berasal dari pendebatan mendalam di antara mereka, seperti apa
dan bagaimana metoda atau pendekatan penelitian yang dianggap cocok dan tak
cocok dengan hakekat masalahnya, terutama berkaitan apakah penelitian itu dapat
merealisasikan tujuannya yang berhubungan dengan hakekat realitas sosial.
Selain itu juga apakah penelitian itu dapat dibuat lebih relevan kepada
praktek dan pembuatan kebijakan; dan mungkin pula tentang tujuan penelitian
yang demikian sederhana, apakah akan menghasilkan derajat pengetahuan tertentu
berhubungan dengan politikkeperluan praktis ataukah ilmiah murni?
Pembahasan filsafat penelitian adalah berkaitan dengan
bagaimanakah pengaruh positif dan negatif bagi para ilmuan sosial; dari
beberapa penelitian sosial tampak ada yang menggunakan prinsip positivis,
terutama adopsi pada apa yang berkaitan dengan tuntutan dasar dari ilmu
tersebut. Pada saat yang bersamaan juga timbul reaksi terhadap pengaruh
positivisme itu pada banyak wilayah ilmu, yang dari waktu ke waktu makin
kuat.
Adapun kritik yang interpretatif dapat menegaskan
bahwa metoda ilmu alamiah adalah tak sesuai bagi studi tentang dunia sosial,
karena gejala yang diteliti oleh ilmu alamiah, jenisnya itu adalah berbeda
dengan gejala yang dipelajari oleh para peneliti sosial
Dalam perbincangan tentang hubungan antara penelitian
kualitatif dengan penelitian kuantitatif dengan referensi tertentu pada
psikologi, tampak bahwa penelitian eksperimental telah berlangsung lama dan
masih dilakukan sebagai metoda penelitian. Hal yang dibahas ialah pandangan
bahwa penelitian kualitatif itu adalah didasarkan kepada suatu
paradigmaepistemologi terhadap penelitian kuantitatif, kemudian menyangkal
pendapat tersebut tetapi menolak untuk memperlakukan bahwasannya perbedaan
antara keduanya itu hanyalah sebagai hal yang teknikal yang berkaitan dengan
metoda manakah yang sangat sesuai bagi masalah yang dikaji. Para peneliti
kualitatif menekankan kepada pengungkapan, atau pembentukan teori (generating
theory), dan meninjau lebih mendalam pada salah satu pendekatan yang paling
berpengaruh bagi teorisasi yang membumi ( grounded theorizing ),
karena itu perlu mempertimbangkan kriteria yang seharusnya digunakan untuk
menguji penelitian kualitatif dan bagaimana berbeda dari karakteristik tradisi
kuantitatif.
Perlu dikemukakan bahwa penilaian seorang ilmuwan
bukan hanya terletak pada kemampuan berpikirnya belaka, tetapi seharusnya
termasuk ada kedewasaan sikap tindakan. Kedewasaan sikap dan tindakan itu
terbentuk melalui berfikir ilmiah dalam proses kehidupan seseorang. Filsafat
ilmu penbetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu tentang ilmu, artinya filsafat
penelitian bertujuan untuk membahas hakekat penelitian dilihat dari apa
penelitian penelitian itu (ontologi), bagaimana penelitian itu dilakukan (epistimologi)
dan untuk apa penelitian itu dilakukan (aksiologi). Filsafat
penelitian merupakan perumusan pandangan ilmuwan yang konsisten dan
didasarkan kepada teori-teori ilmiyah, ekposisindan pradisposisi ilmuwan atau
suatu disiplin penelitian yang terdiri dari konsep, teori dan metoda untuk
elaksanakan penelitian.
+ komentar + 1 komentar
Informasi bagus
bagaimana sih cara membuat rumusan masalah penelitian yang baik
Posting Komentar